Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang setiap tahun diperingati oleh Bangsa Indonesia adalah hasil pemikiran para pejuang atau pendiri bangsa kita bahwa kekuatan satu bangsa itu karena adanya persatuan bukan karena penonjolan identitas kelompok baik suku, etnis dan lainnya. Kalau sudah bersumpah , sepatutnya kita jaga sumpah tersebut agar kita menjadi penerus perjuangan para pendiri bangsa Indonesia.
Setiap hari peringatan apapun itu, sudah tentu ada cerita atau sejarah yang melatarinya sehingga menjadi ingatan setiap kita ketemu waktu ( tanggal dan bulan) yang sama. Hanya tahunnya saja yang membuat kita perlu mengenanğ atas peristiwa masa lalu dan memaknainya pada masa kini untuk menghadapi tantangan bangsa yang akan terjadi tahun berikutnya.
Memaknai Sumpah Pemuda ke 94 Tahun ini, semangat “Sumpah” Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa, terkandung pesan moral dari “tujuan dasar” dibuatnya sumpah yaitu agar terbangun kekuatan bersama ( tekad sama ) dalam memperjuangkan “kebebasan dari tantangan bangsa dalam semua dimensi” baik itu pisik maupun psikis ( misal 2019 kita menghadapi pandemi covid19, karena ada tekad bersama melalui protokol kesehatan, kita berhasil menghadapi dampaknya secara makro. Peringatan sumpah pemuda mengingatkan generasi bangsa agar setiap perjuangan bangsa harus tetap mengedepankan rasa kebersamaan dalam nilai juang satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa dan tidak lagi menonjòlkan ego kedaerahan, ego kesukuan dan ego entitas bahasa masing-masing jika kita bicara kepentingan bangsa dan negara( red: hindari politik Identitas). Cara pikir generasi tahun 1928 tersebut ternyata berhasil membawa kita jadi satu bangsa yang merdeka. Sehingga saat kita bicara proses pembangunan kebangsaan Indonesia, persatuan adalah kata kunci. Sangat tepat tema Sumpah Pemuda Tahun 2022 ” BERSAMA BANGUN BANGSA”.
Pertanyaan sederhana, bagaimana nilai juang sumpah pemuda tersebut jika kita kaitkan dengan situasi kebangsaan saat ini , karena akhir-akhir ini hampir semua negara besar masuk lingkaran isu-isu krisis ekonomi global, yang dikawatirkan berdampak pada semua kawasan. Artinya ada tantangan setiap negara pada tahun 2023 dan karena kita sudah terlatih menghadapi tantangan sejak kebangkitan nasional 1908, tentu “Tekad kekuatan bersama ” itu juga yang kita perkuat untuk menghadapi dampak krisis ekonomi global tersebut. Hal ini perlu ditegaskan karena hampir setiap merayakan “hàri peringatan” kita cenderung berkutat pada eforia “seremonial” daripada implementasi makna dasar yañg terkandung dari nilai juang sejarahnya.
Mensukseskan agenda demokrasi 2024
Demikian juga halnya melalui makna sumpah pemuda ke 94 tahun, semangat juang tersebut juga harus kita gunakan untuk memperkuat keyakinan kita bahwa bangsa Indonesia akan mampu mensukseskan agenda demokrasi tahun 2024 ( Pemilu dan Pilkada ), setidaknya kita bangun demokrasi yang berkualitas sesuai regulasi yang kita sepakati dan tidak juga memaksakan kehendak kelompok sehingga tidak memberikan pendidikan politik yang demoratis konstitusional. Hal ini perlu agar persatuan Indonesia dalam konsepsi Bhinneka Tunggal Ika tetap terawat.
Mengapa pesan moral ini perlu ditekankan ? Karena ada kebiasaan selesai peringatan kita selalu lupa kelanjutannya. Untuk itulah kita harus bisa memaknai peringatan sumpah pemuda tahun 2022 ini secara nyata termasuk menghadapi isu -isu krisis global yang harus kita hadapi dengan rasa kebersamaan.
Kontemplasi makna bersama bangun bangsa, mengajak kita untuk berpikir kebangsaan. Jangan ada lagi para pihak yang merasa paling terdepan karena kelompoknya, persoalan itu sudah selesai sejak ada sumpah pemuda. Tapi yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana bersama-sama bangun bangsa sesuai tujuan bernegara yang diamanatkan pada alenia IV pembukaan UUD 1945, antara lain untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa , memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Keempat misi tersebut adalah untuk menuju masyarakat yang adil makmur. Kita merdeka juga karena ada rasa senasib sepenanggungan dalam jiwa gotong royong.
Untuk itu, marilah kita dari semua lintas komponen bangsa secara gotong royong, bahu membahu untuk membangun bangsa ini sesuai posisi dan status sosial kita dengan selalu bertindak dan mematuhi regulasi yang sudah ada dalam menghadapi tantangan internal bangsa khususnya dinamika sosial menjelang tahun politik 2024. Dan kita harus mampu bersikap objektif dan reaktif dengan situasi ekonomi global , yaitu dengan memperkuat ketahanan pangan keluarga, seperti mendayagunakan lahan-lahan di sekitar kita untuk budidaya tanaman kebutuhan pangan keluarga ( red: seperti tanaman cabe, tomat, ubi keladi, sayur-sayuran, dll ), sehingga dengan diversitas tanaman pangan keluarga kita terhindar dari kekawatiran isu-isu krisis pangan.
Perkuat Jadidiri bangsa
Indonesia sebagai negara agraris dan maritim, sebenarnya jika kita mengenal jatidiri kita yang dianugrahi lautan luas, daratan dengan kekayaan flora dan fauna yang beragam, harus optimis kita bisa bersama bangun bangsa apapun tantangan ke depan. Menghadapi masalah bangsa , jika belajar dari sejarah sumpah pemuda bahwa tekad dan kekuatan bersama yang menjadikan kita sebagai bangsa yang merdeka serta karena Rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada aspek literasinya, perlu penguatan wawasan kebangsaan sesuai nilai-nilai Pancasila yang normatifnya dalam UUD 1945 dengan prinsip relasi sosial berbhinneka Tunggal Ika dalam wadah NKRI. Dari mana dimulai ? Dari diri secara pribadi, keluarga, masyarakat dan komponèn bangsa. Inilah makna satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa seperti segitiga sama sisi, menjadi satu sisi kekuatan bersama.
Selamat Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke- 94 Thn 2022.
Dr.Bangun Sitohang.MM.
Ketua Belajar Menjadi Orang Indonesia ( BeMOI)