MEDAN – Untuk membuktikan terjadinya aksi pungli oleh oknum-oknum yang dilakukan di area Perkuburan Tionghoa Kedai Durian Medan Johor (sesuai laporan korban A Guan, Minggu 20/03/2022), tim konfirmasi investigasi wartawan membentuk 2 tim menyamar sebagai penziarah ke perkuburan Tionghoa Kedai Durian, Medan (Selasa, 22/03/2022).
Berita tautan :
Memasuki Jalan Stasiun menuju lokasi perkuburan, sekira jarak sekira 100 meter dari simpang Jalan Raya Deli Tua, tim penyamar dicegat oleh sekelompok oknum.
Tim pertama membayar kutipan liar dan menanyakan alasan pengutipan. Disebutkan oleh salah satu oknum tersebut yang diketahui bernama Jarot bahwa, kutipan tersebut sudah koordinasi dengan pihak Kepala Desa.
“Kutipan ini resmi Bang, sudah koordinasi dengan Kepala Desa.” kata Jarot ketika mengutip pungli.
Tim kedua yang dicegat, kemudian membuat rekaman video untuk menandai wajah-wajah oknum tersebut. Ketika Tim kedua wartawan turun, para oknum yang mengetahui penyamaran Tim kedua wartawan, segera melarikan diri.
Hasil dari penelusuran wartawan di sekitar lokasi bahwa, oknum yang bernama Jarot dan kawan-kawan adalah preman yang sering melakukan pungli kepada peziarah. Jarot dan kawan-kawan membuat kwitansi atau tanda bukti pemberian sumbangan palsu untuk memaksa penziarah membayar lima puluh ribu rupiah saat memasuki kawasan Perkuburan Tionghoa Kedai Durian Medan Johor.
Tim wartawan kemudian meluncur ke Kelenteng atau balai perkumpulan di perkuburan tersebut.
Dari konfirmasi investigasi, ditemukan fakta bahwa, petugas penerima sumbangan resmi bertugas di dalam dan di depan gerbang dekat Kelenteng atau Balai Pertemuan.
Dihimbau kepada warga yang melakukan ziarah kuburan Cheng Beng agar tidak membayar kepada oknum pungli dan preman yang mengutip uang pungutan liar di sepanjang jalan Stasiun baik yang masuk dari arah Jalan Raya Deli Tua maupun dari Jalan Mariendal Medan. (Tim Redaksi)