Rizal Ramli: Bedanya Membangun dengan Strategi Kebijakan dengan Membangun Berdasarkan Hutang

Mengulas kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi selama hampir sepuluh tahun

Dalam acara talk Show “Your Money Your Vote” mengulas kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi selama hampir sepuluh tahun terakhir dan apa saja yang akan menjadi PR / tantangan Capres 2024 berikutnya, yang ditayangkan secara live oleh CNBC Indonesia (5/5/2023) menghadirkan narasumber mantan Menko Perekonomian RI 2000-2002, Rizal Ramli (RR).

RR mengungkapkan bahwa tantangan ekonomi RI yang “terjebak” di angka 5% yakni pembangunan berlandaskan strategi utang sehingga sulit untuk tumbuh tinggi.

Karena itu diperlukan strategi penguatan bidang pangan, energi dan teknologi sebagai kunci untuk menjadi negara dengan ekonomi yang kuat.

Menurut RR pidato Jokowi harusnya diperintahkan untuk Trisakti. Misalnya soal pangan yaitu kemandirian bidang pangan. Yang ada import-import melulu. Kenapa ? Dia setiap kali mengangkat pejabat, dipilih pejabat orang yang mau cari uang dari kewenangan jual atau kasih quota import.

“Selama hal ini tidak dibersihkan maka kita akan terus bermasalah. Karena negara besar seperti Indonesia itu harus bisa punya kedaulatan dalam bidang pangan, energi juga teknologi. Jika tidak maka akan mudah dilumpuhkan oleh negara lain,” ungkapnya.

RR merasa bingung, semua capres diminta untuk melanjutkan program Jokowi. Mohon maaf, program Jokowi bikin hutang kebanyakan, sehingga yang miskin dan pengangguran makin banyak.

Dr. Rizal Ramli menyampaikan jalan keluar dengan prinsip sederhana yaitu membuat petani mendapatkan keuntungan. Begitu mendapatkan keuntungan maka petani sendiri yang akan menaikkan produk.

Sebagai contoh ketika dirinya saat menjadi menko tahun 2000 – 2001. Menaikkan produksi pangan caranya yaitu kesatu, hapuskan kredit macet petani karena kalau tidak dihapuskan kreditnya maka petani akan diuber-uber dan disikat tanahnya saat di pada era Pak Adi Sasono Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Kabinet Reformasi Pembangunan.

Cara yang kedua menaikkan insentif buat petani supaya untungnya lebih besar. Ratio harga gabah ketutup, yang tadinya 1,5 yang 1 nya untuk pupuk yang setengahnya untuk petani. Kita naikkan menjadi 1,75 , yang 1 nya untuk pupuk, yang 0,75 untuk petani.

Maka dengan demikian Petani akan menjadi semangat, dapat untung, petani menaikkan sendiri produksi, selama dua tahun Indonesia tidak perlu import beras.

“Kalau mau lebih jauh meningkat, naikkan ratio gabah pupuk dua kali lipat. Pasti pengusaha-pengusaha mau pada ikutan, mereka bikin sawah sendiri, menaikkan produksi sendiri. Karena mana ada sektor yang untungnya 100% pertahun meski untung kotor” tambah Rizal Ramli.

“Inilah contoh bedanya membangun dengan strategi dan kebijakan dibandingan dengan membangun berdasarkan hutang,” tandasnya.

“Kita bisa ubah Indonesia lebih maju tumbuh diatas 12% seperti halnya China, Jepang yang mengandalkan stategi dan policy. Tentu syaratnya korupsi dan KKN harus dihapus. Ini yang nyolongnya kebanyakan, lihat aja kasus yang 349 Triliun. 23 miliar dollar – 349 T ini adalah skandal terbesar di dunia.,” tutup Rizal Ramli.

(Agt/SK – The Activist Cyber)

Simak Video wawancara Dr.Rizal Ramli dan CNBC Indonesia.

Pos terkait