Ramadhan Membangkitkan Empati

Oleh : Idat Mustari

Seseorang tidak akan bisa bersimpati pada orang lain, jika dirinya tak punya empati. Empati adalah menempatkan diri pada situasi orang dan merasakan apa yang dirasakan orang.

Empati adalah anugerah yang Allah berikan pada setiap manusia, hingga ia bisa menempatkan dirinya di posisi orang lain. Orang yang sudah kehilangan empatinya, ia pun jadi manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Dalam pandangan spiritual adalah mereka yang sedang sakit hatinya (qolbun maridh) bahkan mati (Qolbun Mayyit). Matanya Melihat tapi hatinya buta.(QS.Al Hajj:46)

Boleh jadi sekian lama, empati di hati telah tertutup oleh dunia dengan segala aksesorisnya. Itulah kemudian Allah sediakan satu bulan bagi manusia beriman untuk melatih jiwanya agar empati tumbuh kembali di hatinya, yakni bulan Ramadhan.

Selama satu bulan Pendidikan diwajibkan untuk berpuasa dengan target bisa memperoleh sertifikat taqwa. (QS. al-baqarah-ayat-183). Sejatinya setiap orang yang mengikuti pendidikan di bulan Ramadhan, perasaannya harus peka, hatinya harus mudah tersentuh ketika melihat kezaliman, ketidakadilan. Meskipun mungkin saja raganya tak tampil, mulutnya tak berteriak “lawan kezaliman,”  tapi ia menyimpan ketidak setujuannya atas peristiwa kezaliman.

Orang yang benar puasanya tidak sekedar menahan makan dan minum, kuat lapar dan haus tapi sadar bahwa hidup ini sangat lah singkat, sulit diprediksi, tak tahu kapan harus berakhir dan meninggalkan dunia yang fana ini. Kesadaran ini memacu dirinya untuk mengukir langkah hidupnya dengan baik.

Jika ia ditakdirkan jadi pemimpin negeri, atau suatu daerah, ia jadi pemimpin yang sayang pada rakyatnya, yang tak tahan melihat rakyatnya miskin menderita.

Jika jadi dokter, ia dapat melihat gejala pasen dengan baik dan sentuhan ruhaniah tidak semata mencari keuntungan secara materi.

Jika jadi pengacara ia tidak sekedar mencari pasal memenangkan perkara dan  membuat klien yang telah berbuat zalim jadi angkuh dengan kedzalimannya tapi ia tampil sebagai pembela, penegak keadilan.

Jika jadi teman, ia akan jadi teman yang baik, yang tak curang apalagi menusuk dari belakang.

Hanya dalam hitungan hari kita akan memasuki bulan Ramadhan itu, kita sambut dengan doa ‘Allahumma balighna Ramadhan’. Sebab kita ga tahu apakah kita bisa memasukinya atau tidak sebab kita tidak tahu ajal tiba.

Marhaban ya Ramadhan 1445 H.
Semoga bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar serta penuh berkah dan membuat rasa semakin peka meraba jiwa.

*Pemerhati Sosial dan Keagamaan

Pos terkait