SETELAH sekian lama merantau, akhirnya pada tahun 2010, Erizal memutuskan untuk pulang kampung halaman. Masyarakat meminta Erizal menjadi Wali Jorong Gantiang Koto Tuo Canduang. Setelah itu ia diminta lagi menjadi Walinagari di tahun 2014-2020.
Lahir di Canduang, memiliki 11 orang saudara. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD 1 Canduang, yang saat ini telah berubah menjadi SD 14 Gantiang Koto Tuo.
Setelah itu melanjutkan ke SMP 1 Canduang. Setamar dari situ melanjutkan ke STM Muhammadiyah Bukittinggi. Disebabkan oleh kondisi ekonomi orang tua ketika itu terpaksa tidak bisa menuntaskannya. Semangat untuk menyelesaikan pendidikan tetap hidup, yang akhirnya diselasaikan melalui program paket C.
Kondisi yang tidak sesama pemerintahan Orde Baru, di tahun 1979 di percaya memikul amanah sebagai Ketua Pemuda. Semangat kebersamaan yang ada saat itu dengan infrastruktur yang terbatas, berhasil mendirikan MDA. Tahun 1982 akhirnya meninggalkan kampung halaman pergi merantau ke Palembang. Bekerja di perusahaan minyak sampai tahun 1986.
Tahun 1986 diminta orang tua untuk pulang, dan menikah. Dari pernikahan tersebut di karuniai sepasang anak. Anak yang bungsu puteri tercinta di panggil Allah Swt ketika sedang studi semester 6 di UNP. Tahun 1988 kembali merantau ke Riau, tepatnya di Penyanyi Teluk Kabupaten Pelalawan. Disana Erizal juga dipercaya perantau Minang sebagai Ketua Ikatan Perantau Minang.
Jiwa kepedulian itu tidak pernah padam, berbekal dari pengalaman panjang ia pun menginginkan ada kemajuan di kampung halaman. Menerima amanah sebagai Walinagari adalah salah satu bentuk pengabdian itu. Sadar dengan potensi yang dimiliki oleh Agam, khususnya daerah Canduang, Baso dan Ampek Angkek memerlukan sebuah terobosan berani untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.
Potensi pertanian yang besar, UMKM yang berbasiskan home Industri dan peluang pariwisata begitu besar bagi daerah ini. Namun, potensi tersebut terkesan tidak tergarap dengan baik, sehingga dari tahun ke tahun tidak ada perubahan dan terkesan berjalan di tempat.
Agam memerlukan kebijakan yang berani untuk bisa melakukan perubahan tersebut. Politik Anggaran mesti berpihak kepada sektor-sektor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
Demikian puka dengan pembangunan Sumberdaya Manusia Agam yang unggul. Misi inilah yang ingin ia bawa jika masyarakat memberikan amanah dan Allah izinkan untuk mewakili Dapil Canduang, Baso dan IV Angkek dari Partai GELORA.