Prabowo dan Jokowi Tunjukkan Keteladanan dan Harmonisasi Politik Nasional

 

ADA pemandangan istimewa yang diperlihatkan Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat di panggung politik nasional.

Secara terbuka, Presiden Prabowo Subianto mendapatkan dukungan penuh dari Jokowi sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Selain itu, mantan Presiden Jokowi juga menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden 2029.

“Sebuah bentuk kesadaran berdemokrasi yang diperlihatkan oleh dua tokoh nasional berpengaruh di Indonesia, yakni Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Joko Widodo. Tidak ada saling menjelekkan dan saling menjatuhkan dalam konteks politik. Keduanya berupaya membangun kemajuan bangsa dan negara Indonesia,” Direktur Eksekutif Pranata Kebijakan Politik Nasional (PKPN) Bambang Widjanarko Setio kepada wartawan, Minggu (16/2/25).

Menurut Bambang yang juga Ketua DPD Prabowo Mania 08 Jawa Timur, para tokoh politik nasional sebaiknya berjalan bersama untuk kemajuan dan kebesaran negara dan bangsa Indonesia.

“Perjuangan menuju Indonesia emas tahun 2045 merupakan pengejawantahan Indonesia sebagai negara besar dan maju, Indoneaia yang rakyatnya sejahtera dan berkeadilan, Indonesia sebagai negara yang dihormati oleh seluruh negara di seluruh dunia,” kata Bambang.

Bambang mengatakan bahwa kedua tokoh nasional, Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo telah memberikan contoh dan teladan di pentas politik nasional.

“Tidak mudah membangun konfigurasi politik dalam harmonisasi humanitas dalam pandangan rasionalisasi politik yang berbeda. Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo telah menumbuhkan dan menyuburkan spirit baru dalam tatanan demokrasi ala Indonesia,” kata Bambang.

Peradaban kehidupan politik di Indonesia, kata Bambang, memang harus menjadi bagian penting dalam demokrasi.

“Indonesia harus memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi tokoh-tokoh bangsa untuk saling menguatkan peradaban kehidupan politik yang sesuai dengan tradisi dan budaya politik Indonesia. Seperti kata Presiden Prabowo, demokrasi yang diimpor dari Barat, belum tentu sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks demokrasi di Indonesia. Demokrasi di Indonesia sebaiknya menghargai akar budaya kehidupan Indonesia,” kata Bambang.

Karena itu, kata Bambang, hubungan yang dibangun secara harmonis oleh Presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo, menjadi contoh bagi masyarakat dan terlebih bagi para elite politik nasional.

“Kita tidak berhenti dengan apa yang akan kita lakukan, tapi kita harus melanjutkan budaya politik yang mengedepankan harmonisasi kehidupan politik dan demokrasi dalam perspektif nilai-nilai Indonesia yang berkeadaban,” tandas Bambang.

Pos terkait