JATIM- SUARA KITA.ID. Pelantikan DPW Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (FABEM) Jawa Timur dan Dialog Kebangsaan dengan tema “Refleksi Nasionalisme di Tengah Kontestasi Politik 2024″ berjalan khidmat.
Pelantikan sekaligus dialog Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa se Jawa Timur ini, dihadiri perwakilan PJ Gubernur D
dan Polda Jawa Timur. Pada Minggu, (30/06/24).
Dalam hal ini Ketua Umum FABEM Pusat, Zainuddin Arsyad mengukuhkan FABEM Jawa Timur dibawah komando Romdoni, S.Pd, Rahmat Nashrullah Sag, Bani. S.Pd, Baharudin S.Sos, Bagus Setiawan. S.Farm, Sofyan, S.H dan puluhan Alumni BEM dari berbagai lintas Alumni BEM Kampus.
Dalam pengukuhan ini, Zainuddin Arsyad berpesan untuk menjaga dan meningkatkan semangat nasionalisme di tengah Peta geopolitik dunia semakin menghangat.
Menurutnya, dengan eskalasi konflik yang terus terjadi antara Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang terus melebar di timur tengah, dan saat ini terjadi ketegangan militer Cina-Taiwan, semenanjung Korea, belum lagi laut China Selatan yang terus menjadi sengketa negara-negara di kawasan ini.
” Ini sangat mengkhawatirkan jika geopolitik ini terus meningkat menjadi perang global yang berdampak pada kehancuran ekonomi dan politik lebih luas. Tiga serangkaian dinamika yang senantiasa beriringan dalam tatanan global, Pandemi, Perang Ekonomi dan dalam sejarah dunia pasti diiringi perang konvesional kalau di era sekarang sudah perang siber dan proxy”, Katanya.
Ia juga menambahkan, Pandemi Flu Spanyol pada tahun 1918 yang menewaskan 100 juta orang juga hampir berbarengan dengan perang dunia I yakni pada tahun 1914-1918. Dilanjutkan perang Dunia II 1939-1945.
Sejarah berulang 20 Februari 2014 Perang Ukraina-Rusia dimulai dan meningkat menjadi invasi 24 Februari 2020 ditengah pandemi COVID-19 yang menarik kekuatan global seperti NATO dan Amerika untuk terlibat secara Proxy menyuplai senjata dan secara rahasia memberikan pelatihan militer, bahkan mengirim pasukan bayaran, dan ketegangan meningkat menjadi perang nuklir.
Sudah barang tentu jikan perang melibatkan kekuatan global maka perang itu akan melebar ke sekutu-kutunya agar tidak terpusat pada satu titik konflik.
Saat ini konflik semakin meluas Amerika dan negara barat memblokir ekonomi dan aset rusia senilai 4.854,6 Triliun. Rusia membalas dan membekukan aset-aset barat di rusia serta meningkat aliansi ekonomi dengan cina, iran, dan negara-negara Sekutu mereka.
Tidak sampai disitu Amerika mempersenjatai negara-negara Sekutu nya dengan mengeluarkan anggaran $95 Miliar untuk Ukraina, Taiwan Dan Israel. Terbaru Amerika mempersenjatai negara tetangga kita Filipina dengan senjata canggih seperti Rudal Balistik Tyipon (500 Km) yang dapat menjangkau daratan cina dan sudah barang tentu cina tidak berdiam diri dengan membangun pangkalan militer di LCS dan terus mengadakan latihan militer untuk menginvasi Taiwan.
” Indonesia sudah dikelilingi pangkalan militer aliansi AUKUS dan Cina maka perang di depan mata mengancam dunia. Yang berdampak besar pada krisis ekonomi dunia sudah barang tentu berdampak kepada ekonomi negara kita, jika Sendi-sendi ekonomi runtuh maka turbulensi politik bisa saja terjadi sebagaimanai senantiasa diungkapkan pak jokowi”, bebernya.
Kata Zainuddin saatnya Alumni BEM bangkit untuk menjadi bagian dari benteng idiologi bangsa dan perekat persatuan NKRI, kesetiaan kita kepada negara harus di kedepankan.
” Kita juga wajib berkontribusi pemikiran kepada bangsa dan negara serta terlibat aktif mendidik generasi Gen Z dan milenial agar mencintai bangsa dan negara mencegah terhindar dari Proxy negara luar”, tegasnya.
” Kita wajib juga kritis terhadap segala persoalan bangsa dan negara, khususnya keberlangsungan pemerintahan, kita wajib melawan para koruptor dan penghianat bangsa. Alumni BEM merdeka dan punya hak sejarah untuk berada diruang-ruang tersebut”, bebernya.
Zainuddin mengingatkan para pemuda yang memiliki ikatan sejarah pergerakan melawan hegemoni penjajah dengan melahirkan hari kebangkitan nasional 1908, sumpah pemuda 1928, peristiwa Rengasdengklok 1945, menentang komunis 1966 dan Reformasi 1998.
” Alumni BEM hanya dua pilihan berkontribusi di dalam pemerintahan dengan bekerja secara maksimal untuk kepentingan rakyat atau diluar pemerintahan menjadi mitra kritis pemerintahan, menyatu dengan kekuatan rakyat sebagai pendobrak dan kaum akademisi untuk mengkritik konstruktif”, pungkasnya.***(red).