“Berbagai sektor usaha juga terus menunjukkan perbaikan kinerja akibat membaiknya permintaan domestik. Di saat yang sama, pemulihan permintaan global juga mendorong peningkatan sektor usaha dalam negeri, seperti industri pengolahan yang hanya terkontraksi -1,38% (YoY) dan sektor pertanian yang mampu tumbuh 2,95% (YoY). Kontributor penggerak industri pengolahan adalah industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 11,46% (YoY) akibat peningkatan permintaan produk-produk kebersihan dan kesehatan, serta industri makanan dan minuman yang tumbuh 2,45% (YoY) didukung oleh peningkatan produksi padi dan peningkatan produksi CPO,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2021: Perkembangan Ekonomi dan Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional, secara virtual, di Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021.
Pemulihan ekonomi terus berlanjut di Triwulan I-2021 dan menunjukkan tren kenaikan yang positif. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, ekonomi Indonesia di Triwulan I-2021 masih mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,74% (YoY). Kemudian, apabila dibandingkan dengan Triwulan IV-2020, kontraksi pertumbuhan yang terjadi sebesar -0,96% (QtQ).
Perbaikan kondisi ekonomi pada Triwulan I tentu tak lepas dari intervensi yang dilakukan oleh pemerintah. Konsumsi Pemerintah tumbuh tinggi pada triwulan ini atau mencapai 2,96% (YoY). Konsumsi rumah tangga (RT) masih terkontraksi sebesar -2,23% (YoY), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada di angka -3,61% (YoY).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pada saat yang sama produsen merespon perbaikan permintaan domestik dengan meningkatkan produksi melalui investasi, sehingga Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya terkontraksi sebesar -0,23% (YoY), lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -6,15% (YoY).
Momentum pemulihan ekonomi ini diperkirakan akan terus berlanjut pada Triwulan II-2021 pada khususnya dan keseluruhan tahun 2021 pada umumnya, bahkan akan mampu tumbuh lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya, terlihat dari perbaikan pada berbagai indikator utama.
Contohnya hasil analisis Bloomberg Market Consensus yang merevisi ke atas angka proyeksi/pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2021 Indonesia dari 6,7% menjadi 7,1%, mengingat kondisi perekonomian pada periode sama tahun lalu yang sangat rendah.
“Optimisme ini menguatkan ekspektasi terhadap perekonomian Indonesia untuk rebound di tahun 2021, dan angka pertumbuhan di kisaran 4,5% s.d. 5,3% masih sangat mungkin untuk dicapai. Hal ini salah satunya adalah dampak penuh dari kebijakan yang telah dilakukan, serta pola konsumsi yang meningkat pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran 2021,” sebut Menko Airlangga.
Peningkatan konsumsi masyarakat tercermin dari Inflasi, Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Riil yang meningkat. Pemulihan konsumsi ini mendorong industri untuk meningkatkan aktivitas produksinya, tercermin dari indikator PMI yang meningkat mencapai level tertinggi selama periode 10 tahun pada April 2021. Peningkatan aktivitas produksi juga didukung oleh peningkatan impor bahan baku dan barang modal. Dari sisi eksternal, pemulihan permintaan global mendorong aktivitas ekspor impor Indonesia.
“Konsumsi diproyeksikan akan terus meningkat di Triwulan II-2021 sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat yang memicu pertumbuhan belanja nasional. Pertumbuhan belanja nasional tumbuh signifikan pada awal April 2021 sebesar 32,48%. Tercatat, Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2021 mengalami surplus US$1,57 miliar, terutama terdorong oleh surplus di sektor nonmigas terutama komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit, batu bara, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektronik, serta emas dan perhiasan,” papar Menko Airlangga.
Pemulihan ekonomi nasional juga terlihat dari meningkatnya penjualan kendaraan bermotor dan perumahan pasca relaksasi PPnBM Sektor Otomotif dan PPN DTP Sektor Properti yang dikeluarkan pemerintah awal Maret lalu. Pada Maret 2021 tercatat penjualan mobil mengalami peningkatan yang tajam yaitu 28,2%, sedangkan penjualan rumah mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 39,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.(infokabinet.id)
Pewarta : Sfn