Jakarta, SuaraKita.id – Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin pada 20 Oktober 2019 diprediksi aman dan terkendali. Namun begitu, wacana untuk menggagalkan pelantikan tersebut yang diduga dilakukan oleh kelompok atau kepentingan politik tertentu masih harus diwaspadai.
Terkait dengan pembahasan itu, Indonesia Public Institute (IPI) kembali menggelar diskusi dengan tema menjawab pertanyaan, Optimiskah Pelantikan Presiden Aman?
Muradi PH.D, Direktur Pusat Studi Politik dan Keamanan UNPAD memprediksi jika pelantikan Presiden bakal Aman. Ada 4 hal yang dijabarkan oleh Muradi terkait dengan prediksinya tersebut,
Pertama, titik kulminasi massa sudah selesai pada tanggal 30 sampai tanggal 1 Oktober yang lalu. Muardi memprediksi tidak akan ada lagi kulminasi massa di Jakarta ini.
Kedua, soal ancaman teror dalam tiga bulan terakhir sudah ada penyisiran, sehingga potensi mereka melakukan aksi bom dan sebagainya masih kecil.
Ketiga, secara politik, konsolidasi politiknya juga sudah selesai, dan hanya 1 partai saja yang di luar pemerintahan.
Keempat, dari sudut pemberitaan, pola media mainstream sudah tidak terpolarisasi lagi, sehingga targetnya bukan untuk menggagalkan pelantikan tetapi hanya untuk mengkritisi.
4 hal inilah yang secara prinsipil menegaskan tidak akan terjadi apa apa. kalaupun terjadi sesuatu tetapi jauh dari titik nolnya pelantikan.
Namun begitu, menurut Muradi, jika pelantikan ditargetkan gagal, maka yang marah tidak hanya polisi saja, tetapi yang paling utama adalah TNI. Bahkan ini adalah hajatnya TNI. intinya kesimpulan pada pelantikan presiden, aman.
Sementara itu, Dr. Devie Rahmawati Pengamat Sosial UI mengatakan dia tidak melihat ada hal yang besar yang dapat menganggu proses pelantikan presiden.
“Jika melihat para elit politik sudah berdamai, maka aspek sosial bisa teredam.” terang Devie.
Tetapi, Devie tidak memungkiri jika ada kemarahan atau angry ditengah-tengah masyarakat pada saat ini akibatnya banyaknya informasi hoax.
“Sebab, berbagai konflik yang ada di Indonesia, banyak disebabkan oleh hadirnya hoax. Itu Problemnya di era teknologi saat ini, penyebaran hoax semakin mudah.” terangnya.
Senada dengan Muradi dan Devie, Yulis Susilawaty SH MSc, Peneliti Ketahanan Nasional LIPI mengatakan berdasarkan data terakhir yang dia lihat, Yulis mengaku, pelantikan dan stabilitas negara dapat berjalan dengan aman.
“Optimis aman, Stabilitas negara kita juga cukup terjaga.” kata Yulis.
Berbeda dengan narasumber sebelumnya, Nasir Abbas, salah satu Mantan Napi Teroris tidak setuju menganggap pelantikan akan berjalan aman-aman saja. Nasir malah beranggapan, pelantikan bisa berjalan tidak aman.
“Kenapa tidak aman? kekacauan yang dilihat, baik terorisme, anarkisme, saya bicara mengenai kepentingan paham, kenapa ada bom di Bali, Bom gereja dan lain sebagainya merupakan kepetingan paham. Termasuk penusukan Wiranto adalah kepentingan Paham.” kata Nasir.
Menurutnya, kalau gangguan atau upaya penggagalan itu hanya dilihat dari kepentingan politik, itu tidak tepat. Sebab gangguan keamanan yang terjadi pada saat ini, menurut Nasir justru yang terjadi adalah akibat kepentingan paham.
Nasir mengklaim, jika negara Indonesia bukan negara Islam, maka tidak akan aman. “Selama negara ini bukan negara Islam, apa iya kita akan aman? Mereka (teroris) menunggu momen untuk mereka manfaatkan bahwa mereka masih eksis,” klaim Nasir.
“Jadi ini ancaman, dan karena ancaman ini kita tidak boleh merasa aman, jadi harus tetap waspada. Analisanya, bagi mereka apapun yang bisa mereka capai, akan mereka capai. inilah yang membuat kita harus hati-hati, Pelantikan bisa berlaku tidak aman, artinya harus waspada,” tandasnya.
Sementara itu, Stanislaus Riyanta, Pengamat Intelijen mengatakan, sistem keamanan menjelang pelantikan sampai dengan hari pelantikan, bisa dipastikan aman.
Tetapi, menurut Stanislaus, untuk daerah lain yang berada di luar Jakarta, itu yang perlu diwaspadai.
“Saya yakin keamanan di Jakarta akan cukup aman. Kalaupun ada kemauan untuk menggagalkan pelantikan Jokowi tetapi kemampuannya tidak cukup mampu menggagalkan pelantikan tersebut,” tandasnya.