Sumbawa, Suarakita.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa didukung Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mendorong adanya pembiayaan, menciptakan sanitasi yang aman dan berketahanan iklim.
Langkah ini di padang perlu dalam menjaga kelangsungan hidup masyarakat di tengah kondisi krisis iklim yang terjadi.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi lebih dari seribu bencana yang berkaitan dengan air di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai upaya penanggulangan perubahan iklim di NTB, Plan Indonesia bersama Pemda Sumbawa dan didukung oleh AJI Mataram, menggelar talkshow “STBM-GESI Berketahanan Iklim”. Kegiatan dilaksanakan, Senin (20/3) malam di Sumbawa Grand Hotel.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen deklarasi Sumbawa sebagai Kabupaten Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada November 2022.
Lebih jauh, kegiatan ini mendukung upaya pembiayaan air dan sanitasi yang tangguh krisis iklim.
Hal tersebut diungkapkan, Direktur Operasional Plan Indonesia, Stefanus Aryawan, pihaknya menjelaskan bahwa, sejak 2018, Plan Indonesia melalui program Water for Women (WfW) mendukung Pemda Sumbawa dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat di wilayah tersebut. Khususnya, melalui penerapan STBM yang kesetaraan gender dan menerapkan inklusi sosial (STBM-GESI).
“Dalam menghadapi krisis iklim, perencanaan pembangunan air, sanitasi, dan kebersihan harus mempertimbangkan inklusivitas dan ketangguhan.
Tujuannya, agar layanan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) dapat diakses secara berkelanjutan dan menjangkau semua pihak. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut, pembiayaan air dan sanitasi yang aman merupakan langkah yang tepat,” ujar Stefanus.
Tercatat, program WfW telah berhasil menjangkau lebih dari 550.000 partisipan program termasuk kelompok marginal, yakni perempuan, anak perempuan, penyandang disabilitas, dan lansia yang berada di Kabupaten Sumbawa (NTB) dan Kabupaten Manggarai (NTT) sejak Juli 2018 hingga Desember 2022.
Program ini juga telah berhasil mengantarkan Kabupaten Sumbawa sebagai kabupaten yang telah mencapai 5 pilar STBM melalui kerja sama yang dengan pemerintah setempat.
Kerja sama ini juga mendorong pembiayaan fasilitas WASH yang inklusif dan juga tangguh terhadap krisis iklim.
Hal senanda juga diungkapkan, Dr. Anas Ma’ruf, MKM, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, menyampaikan strategi untuk mencapai STBM yang berketahanan iklim.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan intervensi dari berbagai pihak, seperti Pemerintah Kabupaten Sumbawa, lembaga sosial masyarakat, dan masyarakat, termasuk keluarga marginal.
“Inti dari target Pembangunan Berkelanjutan adalah no one left behind atau tidak ada yang tertinggal. Maka, keberlanjutan STBM-GESI perlu melibatkan seluruh golongan masyarakat, termasuk orang dengan disabilitas, lansia, anak, masyarakat berpenghasilan rendah, dan kaum marginal lainnya,” tambah Anas.
Lanjutnya, pentingnya STBM-GESI yang Berketahanan Iklim, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh masyarakat desa dalam diskusi yang difasilitasi oleh Plan Indonesia pada 2022, ujarnya.
Kondisi hujan lebat maupun kekeringan memberikan kesulitan yang lebih bagi penyandang disabilitas fisik dan lansia. Dengan krisis iklim yang berdampak besar pada masyarakat, air dan sanitasi aman yang berkelanjutan diperlukan untuk menciptakan ketangguhan iklim, tandasnya
Sementara itu, Wakil Bupati Sumbawa, Hj. Dewi Noviany, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa, pemerintah berkomitmen mempertahankan dan menciptakan sanitasi yang aman.
Artinya, pemerintah mendukung terwujudnya praktik dan fasilitas sanitasi yang mudah dijangkau, inklusif bagi semua kalangan, dan aman untuk digunakan.
“Deklarasi Kabupaten STBM kemarin bukanlah akhir perjuangan. Kita tidak hanya perlu membuat praktik sanitasi yang layak, tapi juga aman dan berkelanjutan. Mari terus dukung praktik STBM yang berketahanan iklim, dan mari wujudkan Sumbawa Sehat,” tungkasnya (IA)
Untuk diketahui, Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Plan Internasional memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kemudian, bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada 8 provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang dipimpin oleh Kaum Muda.
Tentunya, program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara. (SK)