Sumbawa, Suarakita.id – Hak untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah milik semua warga negara Indonesia, tak terkecuali bagi para warga binaan yang sedang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Sumbawa Besar Kanwil Kemenkumham NTB.
Tidak ada batasan bagi warga binaan untuk memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan. Hal tersebut ditegaskan dengan tersedianya fasilitas perpustakaan di dalam Lapas, yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga binaan untuk memperdalam keilmuan dan memperluas ragam wawasan.
Setiap harinya perpustakaan tersebut tak pernah sepi dari aktivitas membaca, maupun hilir mudik warga binaan yang datang bergantian untuk meminjam buku. Mereka diberi kebebasan untuk memilih membaca buku di perpustakaan atau meminjam untuk dibaca di kamar maupun tempat lain yang dirasa nyaman.
Kalapas Sumbawa Besar Kanwil Kemenkumham NTB, M. Fadli melalui Kepala Subseksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Ahmadan, menyampaikan bahwa hadirnya perpustakaan ini dimaksudkan sebagai wadah pembelajaran bagi warga binaan, sehingga mereka dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif, salah satunya adalah membaca, Kamis (25/11)
“Perpustakaan ini menjadi wadah edukasi bagi warga binaan. Mereka dapat belajar dari berbagai macam buku yang ada untuk menambah ilmu-ilmu pengetahuan yang mereka miliki,” ucapnya.
Ahmadan menambahkan bahwa keberadaan perpustakaan ini tak lepas dari dukungan seluruh pegawai yang beberapa waktu lalu menyumbangkan buku guna melengkapi bahan bacaan warga binaan. Selain itu buku-buku tersebut juga berasal dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumbawa yang secara berkala melakukan pembaruan buku.
“Setiap sebulan atau dua bulan sekali pusda datang untuk memperbaharui buku-buku ini, diganti dengan yang baru biar warga binaan juga dapat buku terbaru.” jelasnya
Salah seorang warga binaan, B, 26 tahun, mengatakan bahwa keberadaan perpustakaan ini membantunya untuk mempelajari ilmu-ilmu baru yang diharapkannya dapat bermanfaat saat bebas kelak.
“Ilmu yang diperoleh dari rajin membaca buku-buku yang ada tidak akan pernah sia-sia. Sewaktu-waktu pasti akan ada manfaatnya di kemudian hari.” yakinnya.
Aktivitas membaca ini membuktikan bahwa keterbatasan gerak warga binaan tak membatasi akses mereka terhadap ilmu pengetahuan. Raga yang terpenjara tak menghalangi mereka untuk menggenggam dunia. (SK-hms)