MEDAN – Menjelang bulan Cheng Beng (ziarah kuburan) kalender Imlek Tionghoa (April 2022 Masehi); warga Tionghoa Medan mulai melakukan ibadah ziarah ke kuburan.
Pusat perkuburan Tionghoa terbesar di Kota Medan, terletak di Jalan Stasiun – Kedai Durian – Medan Johor.
A Goan, salah satu warga Kota Medan yang melakukan ibadah ziarah ke perkuburan Kedai Durian Medan Johor (Minggu, 20/03/2002) mengalami pemerasan sekira seratus ribu rupiah oleh sekelompok orang tak dikenal yang melakukan pungutan liar di Jalan Stasiun, saat masuk ke area perkuburan tersebut.
Disebutkan oleh A Goan sebagai pungutan liar, karena tidak dilampirkan kwitansi atau tanda apapun dari yayasan pengurus perkuburan Kedai Durian Medan Johor.
“Biasanya tiap tahun ada kwitansi sumbangan sukarela yang bertanda stempel dan tanda tangan dari pengurus yayasan. Itupun bersifat sukarela. Kali ini entah siapa mereka, tanpa tanda atribut atau kwitansi dari yayasan, memaksa saya membayar seratus ribu dengan alasan parkir dan uang keamanan.” lapor A Goan kepada awak media ini.
“Saya tidak mau bayar ketika dicegat di simpang Jalan Stasiun. Parahnya mereka, mengejar saya sampai ke area perkuburan dan memaksa saya bayar. Mau tak mau, saya pun bayar.” lanjut A Goan.
A Goan berharap pihak jajaran Kepolisian Sumatera Utara, Kepolisian Resor Kota Medan dan Polsek Deli Tua melakukan tindakan respon cepat untuk mengantisipasi pungli di area perkuburan Tionghoa tersebut.
“Diharapkan kepada pihak kepolisian dapat mengantisipasi pungli dengan alasan keamanan ini. Karena keamanan warga bukan dijamin oleh sekelompok oknum pungli, melainkan dijamin oleh pihak kepolisian.” demikian laporan A Goan.
Ketua Yayasan Budi Luhur, Bapak Harun (A Lun) yang dikonfirmasi oleh wartawan media ini mengatakan bahwa, pengutipan tersebut merupakan pengutipan liar. Pihak yayasan menerima sumbangan dari warga yang ibadah ziarah dan dilampirkan bukti tanda terima sumbangan.
“Yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal tersebut adalah pungli. Kami pihak yayasan tidak pernah melakukan hal tersebut. Kami akan melakukan koordinasi atas pungli tersebut dengan pihak kepolisian untuk menjamin keamanan dan kenyamanan warga yang melakukan ibadah ziarah.” disampaikan oleh Bapak Harun.
“Kepada warga yang melakukan ziarah, kami sarankan supaya melaporkan kepada pihak kami, agar kami tindak pungli tersebut. Kami sering mendapati oknum-oknum pungli yang mengatasnamakan Yayasan Budi Luhur, bahkan membuat kwitansi palsu dan melakukan pungli. Sudah beberapa orang yang kami laporkan dan ditangkap oleh pihak kepolisian.” demikian Bapak Harun menutup konfirmasinya kepada awak media ini.