Suarakita.id | Berbagai kajian dan pendapat bahwa kejatuhan Presiden Soekarno masih mengandung misteri yang belum terungkap hingga saat ini. Peristiwa itu merupakan puncak dari rangkaian kondisi dan situasi kala itu. Pergolakan politik dan keadaan ekonomi yang menimbulkan penderitaan rakyat, gerakan Komunis (PKI) yang terus berusaha merongrong negara menggunakan Ide Soekarno tentang Nasionalis, Agamis dan Komunis (Nasakom).
Pada saat itu juga terjadi pertarungan Idelogi antara Kapitalis yang dikomandoi AS (Blok Barat) dan Komunis dibawah komanda Uni Soviet (Blok Timur) yang bertujuan menancapkan pengaruh diberbagai negara dibelahan dunia. Soekarno kala itu sangat anti kepada Kapitalis dengan Jargonnya”Ganyang Imperialis”. Disisi yang lain ada pihak di AS yang sangat berkeinginan memiliki konsesi tambang di Papua (Irian Barat) dimana Soekarno menolak mentah mentah. Maka diduga kuat keterlibatan pihak pihak di AS melalui operasi intelijen (CIA) untuk mempercepat kejatuhan Soekarno sangatlah mungkin.
Terjadinya Peristiwa Berdarah G 30 S PKI Tahun 1965 yang berlanjut pada peralihan kekuasaan di Indonesia. Momentum itu dimanfaatkan oleh pihak pihak di AS untuk kembali melakukan perundingan dan akhirnya berhasil mendapatkan konsesi tambang di Papua ditandai dengan berdirinya Freeport dengan menguasai saham terbesar. Diera Presiden Jokowi telah memaksa dilakukannya negosiasi ulang yang akhirnya berhasil menjadikan pihak Indonesia menjadi pemegang saham terbesar yang membuat pihak pihak di AS kembali marah.
Oleh karena itu, sangatlah mungkin kalau ada berbagai analisa menyatakan bahwa pihak pihak di AS dan kelompok kelompok yang turut menikmati keberadaan Freeport dan juga dugaan adanya kelompok yang terkena imbas/ terganngu atas kebijakan Jokowi saat ini dengan memboncengi kondisi politik dan ekonomi yang terjadi saat ini untuk menjatuhkan Jokowi. Pertanyaan, “Apakah sejarah akan berulang ?” Hal ini sebaiknya menjadi Renungan bersama, serta menyerta meningkatkan kewaspadaan agar masa kelam tidak berulang kembali. “Padamu Negri, Kami Mengabdi, Padamu Negri, Kami Berjanji, Bagimu Negri, Jiwa Raga kami”. (LTF)
(Penulis : Gunung Hutapea Selaku Kabid. Organisasi Dan Keanggotaan
MPN Pemuda Pancasila)