Oleh: Saiful Huda Ems.
Pak Sunhaji penjual es keliling yang dihina Gus Miftah itu sekarang hujan rezeki, melalui tangan Netizen beliau dihadiahi sumbangan sampai Rp. 300 juta lebih, juga ada Netizen yang mau memberangkatkannya umroh ke Tanah Suci di bulan Ramadhan nanti.
Sementara itu Gus Miftah yang sombong dan dan sok hebat itu, sekarang sangat terhina dan dicaci maki jutaan orang.
Selain itu juga ada kabar terbaru, hari ini Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto telah mengumumkan, bahwa Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution telah teralienasi dari keanggotaannya di PDIP, yang disebabkan oleh tiadanya sinkronisasi ideologi Nasionalisme- Marhanainisme Bung Karno dengan ketiga orang tersebut yang lebih condong pada Oligarki.
Apa yang bisa kita ambil kesimpulan dari semua peristiwa ini?
Pertama, jangan pernah meremehkan orang miskin atau lemah yang berpijak pada kebenaran. Seberapapun kuatnya orang yang menjahatinya, akan dengan mudah dikalahkannya meskipun tanpa perlawanan langsung darinya.
Kenapa bisa demikian? Karena Tuhan itu acapkali membersamai orang-orang yang lemah dan diperlakukan tidak adil (Rabbul Mustadh’afin). Menghina orang miskin dan lemah yang tidak bersalah, apalagi sedang berjihad mencari nafkah yang halal, itu sama halnya dengan menghina Tuhan !.
Kedua, semua manusia memiliki masa kejayaan dan keruntuhannya sendiri-sendiri. Siapa yang hari ini berjaya, bisa jadi kedepannya akan terpuruk. Karena itu manusia harus selalu mawas diri, berhati-hati dalam setiap ucapan dan tindakan agar selamat dunia-akhirat.
Ketiga, setelah teralienasinya (berbeda dengan dipecat ya) Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dari PDIP, mereka bertiga sudah tidak memiliki partai politik lagi. Ini artinya mereka bertiga praktis sudah tidak lagi memiliki dukungan politik dari partai politik dalam hal ini dari PDIP.
Kan bisa saja Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution pindah partai politik?
Bisa, tentu sangat bisa. Namun ingat, semua partai politik besar memiliki mekanisme sendiri dalam perekrutan kader partainya, kecuali itu partai gurem pimpinan Kaesang, tak perlu menunggu hitungan hari, dalam hitungan jam saja Jokowi bisa langsung jadi Ketumnya.
Karena itu sangat bisa dipastikan, bahwa Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution tidak akan dapat diterima oleh partai-partai politik besar untuk menjadi pucuk pimpinannya kecuali mereka bertiga harus mau mengikuti pengkaderan terlebih dahulu.
Dari info yang saya terima dari sahabat-sahabat saya yang menjadi pengurus-pengurus pusat partai-partai besar mereka mengatakan;
“Ya tidak mungkinlah kami mau menerima Jokowi dan keluarganya untuk memimpin partai kami, kecuali mereka mau dikader terlebih dahulu, juga mau berkorban banyak dulu untuk partai kami. Itupun harus melalui proses yang panjang mengingat track record Jokowi yang sering plin-plan”.
Lalu apakah Jokowi dan keluarganya itu akan jadi gelandangan politik ke depannya? Wallahu a’lam…(SHE).
4 Desember 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer, Jurnalis, Analis Politik dan Aktivis ’98.