Dialektika Positif

 

Itulah, sari pertemuan dan perkenalan dengan beberapa teman tanpa direncanakan baru-baru ini. Berjalan bersama Pemimpin Umum media online suarakita.id Endi Harwen bertambah sahabat dan saudara. Mulai dari mas Sugeng Satya Dharma, wartawan senior, penyair dan esais, bang Kamal Nasution penulis dan pembaca puisi, sampai tokoh nasional etnis Tionghoa bang Lieus Sunkharisma.
Mas Sugeng Satya Dharma yang mau meluncurkan novelnya “Sumeleh”. Belum membaca, tetapi sekilas menerka dari judul, makna menurut perkiraan saya, menempatkan sesuatu serampangan dan tidak matang, akan tetapi si penerima mulai dari terpaksa ikhlas sampai dengan makna ikhlas yang sesungguhnya. Mungkin penafsiran saya tidak tepat, akan tetapi setelah saya check by google, sumeleh diartikan berserah, menerima dan ikhlas.
Bahwa ternyata yang dimaksud mas Sugeng dari makna sumeleh dalam tradisi masyarakat Jawa adalah puncak tertinggi dari laku sabar, sareh dan sumah. Wujud kepasrahan jiwa yang tercermin melalui wajah yang tetap tersenyum, apapun keadaannya. Puncak dari laku batin manusia yang bermakna kepasrahan total pada kehendak Sang Pemberi Hidup. Kepasrahan yang apa adanya, murni, tanpa tendensi, tanpa pretensi.
Akan halnya arti yang dimaksud dari judul novel, tentu akan diketahui setelah membaca secara keseluruhan isi buku nantinya.
Berikutnya, bang Kamal Nasution dengan puisinya “Akulah Lelaki Kecil Itu”. Menuangkan perjalanan kehidupannya yang penuh suka duka, kekecewaan dan harapannya, bahkan dendamnya yang pada intinya tidak membuatnya putus asa, tetap optimis menuju hari depan lebih baik bagi keluarganya maupun negerinya.
Sampai akhirnya bersama-sama bertemu dan berbincang-bincang dengan bang Lieus Sunkharisma, sahabat dekat mas Sugeng dan bang Endi Harwen. Bang Lieus Sunkharisma seorang tokoh Nasionalis etnis Tionghoa yang selama ini sudah dikenal kritis menyuarakan kepentingan kerukunan bangsa, keadilan dan persatuan. Yang terakhir video singkatnya mengajak untuk memboikot, tidak berkunjung ke Singapura terkait prilaku Singapura yang menolak kehadiran UAS sebagai WNI yang mau berkunjung berlibur ke Singapura. Negara haruslah membela warga negaranya disaat diperlakukan tidak adil oleh bangsa lain.
Perbincangan ringan membahas ide orisinil bang Lieus Sunkharisma, sebagai ikhtiar mengurai dan mengatasi masalah bangsa, menguatkan persatuan dan kesatuan yang belum akan diungkapkan saat ini, namun akan ditindaklanjuti dengan pematangan pada komunikasi tindak lanjut, namun setidaknya masing-masing tengah menyiapkan langkah-langkah kedepan.
Pada intinya, ini merupakan bentuk dialektika positif menatap wajah bangsa kedepan lebih baik.
Kita tunggu saja.

Catatan pertemuan singkat, oleh Ibrahim Arsyad.

Pos terkait