Oleh: Saiful Huda Ems.
Kalau kita bekerja maka kita akan berbuat sesuatu kalau ada pesanan, namun kalau kita berkarya maka kita akan terus berbuat sesuatu, apapun resikonya, sampai kita menemukan versi yang terbaik dari hidup dan kehidupan kita.
Orang yang bekerja itu akan mudah lelah dan kerapkali dilanda rasa putus asa, namun kalau orang itu berkarya maka ia akan terus menemukan semangat baru dalam hidupnya, karenanya pagi, siang dan malam kadang dianggap sama saja.
Dalam dunia pergerakan yang saya kenal, aslinya membicarakan tentang orang itu tidaklah menjadi ketertarikan saya, karena sebenarnya yang lebih menarik untuk saya bicarakan itu adalah sebuah gagasan.
Ndilalah, karena gagasan buruk dan sarat manipulasi itu kebanyakan ada di kepalanya Jokowi, maka yang seringkali saya bicarakan adalah perangai dan gagasan buruk manipulatif orang ini.
Apakah dengan demikian saya dianggap sebagai pembenci Jokowi? Ah, rasanya saya jauh dari pikiran dan perasaan itu. Kenapa? Karena selain Jokowi bukan teman, kenalan apalagi keluarga, usianya pun terpaut jauh dengan saya, juga saya tidak punya konflik kepentingan apa-apa dengannya, maka secara pribadi saya tidak mungkin membencinya.
Namun sekali lagi, yang saya benci itu gagasan-gagasan buruknya Jokowi, prilaku manipulatif dan keras hatinya Jokowi, yang dengan enteng merusak tatanan hidup berbangsa dan bernegara tanpa rasa bersalah apa-apa.
Jokowi pernah berkoar-koar mau memproduksi ribuan Mobil ESEMKA produksi anak-anak negeri, namun nyatanya tak pernah terbukti hingga saat ini.
Jokowi pernah berjanji, ingin memperkuat 10x lipat KPK, namun nyatanya di masa kekuasaaannya KPK malah dilemahkan, dan kini KPK semakin lemah dan hanya bisa menyasar kasus-kasus recehan, bahkan yang terbaru ada kasus yang sama sekali tidak merugikan keuangan negara, yakni Kasus Kriminalisasi Hasto Kristiyanto dan Harun Masiku.
Jokowi pernah berjanji ingin menuntaskan kasus-kasus pelanggaran berat HAM, namun kenyataannya Jokowi malah mendukung dan mengorbitkan orang, yang sebelumnya ia katakan sebagai pelanggar berat HAM untuk menjadi presiden penggantinya.
Masih banyak lagi hal-hal yang sangat bisa disebutkan satu persatu kejahatan-kejahatan dan kemunafikan Jokowi, namun saya rasa ketiga hal yang saya sebutkan di atas sudah sangat cukup untuk menjadi bukti, betapa ada yang tidak beres dari pikiran dan hati orang ini.
Jika Jokowi bukanlah siapa-siapa, sangatlah tidak mungkin saya selalu aktif menyoroti prilakunya. Namun Jokowi ini mantan presiden, yang membuat hancur lingkungan hidup di beberapa daerah, serta banyak menggadaikan tanah rakyat untuk kepentingan pemodal besar, hingga banyak menuai perlawanan, maka oleh sebab itu dia kami lawan ! Sapere aude !…(SHE).
25 Desember 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Aktivis Pergerakan ’98.