Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaeman memberikan pernyataan bahwa sudah ada kesepakatan dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) untuk memastikan agar penyerapan gabah dari petani di saat panen raya bisa lancar sebanyak 3 juta ton setara beras sampai bulan April 2025.
Daya serap gabah petani yang dilakukan oleh Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) sebanyak 2,1 juta ton dan sebanyak 900 ribu ton akan diserap.oleh Bulog. Untuk menyerap gabah petani dengan harga 6.500 per kilogram, Bulog mendapatkan tambahan anggaran tdari pemerintah sektar 16 trilyun.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan juga telah memastikan bahwa Bulog mulai menyerap gabah petani mulai tanggal15 Januari 2025. Kebijakan harga gabah 6.500 per kilogram juga sudah tertuang melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Pertanyaan sekarang adalah apakah dengan adanya tambahan dana pemerintah yang disiapkan kepada Bulog untuk menyerap gabah petani akan mampu mengendalikan harga pasar tetap di angka 6.500 per kilogram ?
Sebagai gambaran umum, kondisi harga gabah saat panen raya selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2020 sampai tahun 2024 adalah harga gabah dari bulan Januari hingga April cenderung turun, kecuali pada bulan Januari 2024 terjadi kenaikan harga gabah, tapi pada bulan April tahun 2024, harga gabah turun kembali.
Harga gabah biasanya turun saat panen raya tiba sehingga tidak mudah bagi pemerintah untuk mengatur harga gabah walaupun sudah ada kebijakan harga gabah 6.500. Ada beberapa faktor yang membuat harga gabah turun saat panen raya tiba, walaupun ada tambahan anggaran dari pemerintah kepada Bulog sebesar 16 trilyun yang akan dipergunakan Bulog untuk menyerap gabah petani tapi Bulog dibatasi hanya untuk menyerap sebanyak 900 ribu ton beras dan waktu peyerapannya sampai bulan April 2025. Setelah anggaran sudah terpakai dan sudah selesai masa penyerapannya , maka harga yang terjadi adalah harga pasar bukan lagi harga tetapan pemerintah.
Alasan selanjutnya adalah faktor kapasitas gudang Bulog, saat panen raya bulan Maret-Apri 2025 diprediksi pasokan gabah petani bisa mencapai 14 juta ton, tentu membutuhkan gudang agar gabah aman dan tidak rusak. Kapasitas gudang swasta juga terbatas untuk menampung hasil panen gabah petani, kondisi ini membuat harga gabah akan turun.
Faktor lainya yang berpotensi menyebabkan harga gabah turun saat panen raya tiba adalah faktor iklim dan tehnis. Jika hujan tiba, kadar air akan mempengaruhi harga gabah, termasuk juga pabrik penggilingan beras akan membeli gabah dengan harga termurah karena pabrik penggilingan beras akan mengejar keuntungan.
Termasuk kesepakatan yang sudah dibuat antara pemerintah dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) sulit untuk dilaksanakan, seperti jika tidak membeli gabah petani dengan 6.500 maka Bulog yang akan menyerapnya dan jika membeli gabah petani dengan harga 6.500 maka Bulog akan membeli berasnya dengan harga 12.000.
Kesepakatan tersebut tidak mudah untuk diimplementasikan, ada faktor tehnis yang menyangkut kadar air dan faktor rendeman, karena setiap varietas padi bisa berbeda rendemannya. Para pengusaha pabrik penggilingan beras akan memakai prinsip ekonomi, akan membeli gabah dengan harga termurah karena ada biaya tambahan untuk memproses gabah menjadi beras pecah kulit, beras medium dan beras premiun, butuh tambahan modal kerja dan biaya tenaga kerja.
Dari penjelasan diatas, saya bisa prediksi bahwa harga gabah tetapan pemerintah untuk membeli gabah petani saat panen raya dengan harga 6.500 per kilogram sulit terjadi, karena sangat banyak tantangan dan kendalanya.
Penulis :
Tonny Saritua Purba
– Anggota Kelompok Kerja Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Golkar
– Ketua Bidang Tani dan Nelayan Depinas SOKSI(soksi media.com)