MATARAM NTB – Suarakita.id Sedang berada di Brazil, salah satu negeri kiblat sepakbola dunia, Presiden klub sepakbola Lombok Football Club (LFC) yang juga Anggota DPR RI dari Dapil NTB 2/P. Lombok, H. Bambang Kristiono, SE (HBK) mendapat kejutan menyenangkan. Rupanya, ada orang sekampung dari Lombok ketemu disana.
“Bertemu dengan orang sekampung yang sekarang sedang melaksanakan tugas negara jauh di perantauan, di belahan dunia lain, saya benar-benar surprise,” kata HBK melalui keterangan tertulis, Selasa (2/11/2021).
Di Brazil, HBK sedang mempelajari dari dekat pengelolaan klub sepakbola. HBK juga sedang menjajaki kemungkinan kerja sama yang terkait dengan pemain yang bisa menjadi tandem bagi pengembangan bakat talenta-talenta muda yang saat ini dimiliki LFC.
Nah, dalam kesempatan itulah, HBK kemudian bertemu dengan Kolonel PNB Humaidi Syarif Romas, putra Lombok asli kelahiran Kota Mataram, 44 tahun lalu. Ia adalah pejabat Atase Pertahanan (Athan) di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brasilia, ibu Kota negara Brazil.
Kolonel Pnb Humaidi belum lama mendapat amanah sebagai Atase Pertahanan di KBRI Brasilia.
“Baru sekitar satu bulananlah,” ungkap HBK.
Merasa berasal dari daerah yang sama, jadilah pertemuan HBK dengan Kolonel Pnb Humaidi tersebut berlangsung begitu guyub. HBK mengaku, dirinya langsung akrab, nyambung, dan menjadi dekat.
“Saya merasa bangga, senang, dan bersyukur sekali, melihat anak muda Lombok yang memiliki prestasi luar biasa,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini.
HBK menegaskan, memiliki latar belakang karier militer dengan profesi seorang Penerbang, bukanlah capaian yang sembarangan. Diperlukan intelegensia yang tinggi, fisik yang prima, serta kepribadian yang mumpuni untuk dapat menjalani karier profesi tersebut.
“Keyakinan saya, dalam tiga atau empat tahun kedepan, Pulau Lombok akan memiliki seorang perwira tinggi berpangkat bintang atau Jenderal,” katanya haqqulyakin.
Politisi Partai Gerinda ini pun menegaskan, capaian Kolonel Pnb Humaidi diharapkan akan memberikan dorongan semangat bagi para anak muda Lombok yang lain, bahwa keberhasilan itu pada hakekatnya adalah peluang semua orang, tanpa melihat latar belakang ataupun status sosialnya. Kuncinya, asal mau dan mampu belajar dengan sungguh-sungguh.
*Komitmen untuk bantu LFC*
Dalam pertemuan tersebut, Kolonel Pnb Humaidi pun menyampaikan komitmen pihaknya untuk membantu HBK dan putrinya Rannya Agustyra Kristiono, mewujudkan cita-cita untuk membangun klub sepakbola profesional yang bisa menjadi kebanggaan dan sekaligus kecintaan masyarakat di Pulau Seribu Masjid.
Ia berjanji akan mencari akses untuk mendapatkan pelatih-pelatih serta talenta-talenta muda pesepakbola Brazil yang akan menjadi tandem pesepakbola asli Pulau Lombok yang kini sudah bergabung di LFC.
“Saya senang mendapat amanah dan kepercayaan dari Pak HBK untuk mencari pelatih-pelatih dan pesepabola Brazil sebagai tandem dari pelatih-pelatih dan pesepakbola di Lombok,” kata Kolonel Pnb Humaidi.
Dia menegaskan, sebagai putra asli Pulau Lombok, dirinya merasa bangga bisa menjadi bagian dari perjuangan HBK dalam mewujudkan Pulau Lombok lebih dikenal, lebih dicintai, dan lebih dihormati di tingkat nasional bahkan internasional melalu klub sepakbolanya.
“Perhatian serta kecintaan pak HBK kepada masyarakat Lombok bisa saya rasakan dalam beberapa hari perbincangannya selama beliau berada di Brazil. Terima kasih dan salut buat pak HBK, senior yang memiliki visi konstruktif buat membangun Dapilnya,” tandasnya melanjutkan.
Sementara itu, Juru Bicara LFC Rannya Agustira Kristiono mengungkapkan, study banding ke Brazil ini diperlukan untuk mengantisipasi kiprah LFC kedepan. Seperti publik sepakbola Bumi Gora tahu, LFC memasang target tinggi dengan menjadi juara Liga 3. Hal itu kemudian akan menjadi jalan bagi LFC naik kelas ke Liga 2 setelah selesai mengikuti tahapan di Liga 3 Nasional.
Rannya menekankan, di kompetisi Liga 2 nanti, pastinya LFC akan berhadapan dengan tim-tim besar dengan kualitas pemain-pemain yang tangguh, serta dukungan dana yang kuat.
Sebut saja Arema Malang yang sekarang sudah diambil-alih oleh Juragan 99. Atau RANS Cilegon FC, yang sudah dimilik Raffi Ahmad. Ada pula Persis Solo yang dimiliki putra bungsu Presiden Jokowi Kaesang Pangarep. Belum lagi PSG Pati milik Youtuber Atta Halilintar, serta banyak lagi klub-klub lainnya yang dihuni oleh pemain-pemain hebat. Bukan hanya pemain-pemain lokalnya, tapi juga dengan pemain-pemain asingnya.
Dengan study banding ini, LFC diharapkan tidak terdadak dan bisa lebih menyiapkan diri baik dalam manajerial pengelolaan maupun dukungan dananya sehingga pengelolaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
“Karena diperlukan napas yang panjang, keberanian, dan tekad yang kuat untuk bertarung di tingkat yang lebih tinggi setelah lolos dan menjadi juara di Liga 3 NTB,” tandas Rannya.
Dia pun memberi gambaran dimana nantinya LFC juga mesti bertanding ke luar wilayah. Untuk menjalani capaian tersebut, pastinya LFC juga memerlukan dukungan dana yang sangat besar, khususnya dalam memenuhi tuntutan bertanding di luar NTB. Mulai dari biaya tiket pesawat, transportasi penjemputan di tempat, penginapan, konsumsi di luar asrama, serta uang saku atau allowance perorangan.
“Jadi, manajemen pengelolaan dan penyiapan dukungan finansial yang terencana, harus disiapkan dan dipikirkan secara matang dari sekarang,” tandas dara yang masih menempuh studi di Brunel University, London, Inggris ini.
( ADM//NTB )