Anies Tak Terbendung, Itu Kan Kata Anda

JAKARTA — “Waduh, Abang ini tak yakin ya Anies akan menang pilpres 2024? Soalnya, judul tulisan kali ini terlihat pesimistis?”

Bukan tidak yakin. Justru sangat yakin. Yakin Anies akan duduk di kursi presiden. Tapi, saya tetap memberikan ruang untuk sesuatu yang bisa saja berlawanan dengan keyakinan itu.

Miriplah dengan “margin of error” (MoE) di dunia survei. Ada celah keliru. Saya sisakan sedikit untuk “MoE” itu. Ada saja kemungkinan yang tak diinginkan bisa terjadi.

Sejauh ini, semua indikasi mengantarkan kita ke keyakinan tentang kemenangan Anies. Dengan gonjang-ganjing ekonomi-sosial-politik yang sedang terjadi, pilihan untuk perbaikan multi-krisis ini adalah Anies Baswedan. Mau dibolak-balik kayak apa pun juga, pilihan yang realistik itu cuma dia.

Tak mungkin orang yang paham bagaimana cara Anies membangun lahir-batin Jakarta, akan melihat orang lain. Hari ini, yang perlu diperbaiki adalah kekeruhan sosial yang menyebabkan bangsa ini terbelah. Anies, in-sya Allah, bisa mengatasi masalah ini. Sebab, beliau paham sekali mengapa pembelahan sosial (social disharmony) terjadi. Dan paham pula bagaimana cara mengatasinya.

Hari ini, perencanaan dan prioritas pembangunan fisik memakai konsep cakar ayam. Bisa dimulai dari kiri, kanan, atas, bawah, depan, belakang. Dari segala arah. Seperti cakaran ayam. Apa yang teringat, dibangun. Apa yang teringin, dibangun. Apa yang terbanyang, dibuat. Cara seperti ini harus dihentikan. Presiden haruslah paham apa yang sangat diperlukan rakyat. In-sya Allah, Anies tahu apa yang menjadi prioritas Indonesia.

Hari ini, kualitas infrastruktur kita memang perlu ditingkatkan. Tapi, pemerintah tidak paham apa-apa saja yang sedang mendesak untuk dibangun atau diperbaiki. Jadi, rezim ini membangun berdasarkan selera priadi.

Belum lagi kita bicara ketidakadilan. Penegakan hukum yang tebang pilih. Proses pembuatan legislasi yang sok-sok cepat tapi akhirnya melanggar konstitusi. Dan lain sebagainya.

Hari ini, korupsi merajalela. Tapi, lembaga antikorupsi dilemahkan. KPK menjadi tidak independen. Para penyidik garis lurus dibuang.

Banyak lagi masalah yang tak bisa dijelaskan dalam tulisan satu-dua halaman. Intinya, negara ini dikelola secara ugal-ugalan. Pemerintahan dijalankan sekehendak hati.

Kita semua tahu solusinya adalah presiden yang memiliki kecakapan (kapabalitas), kemampuan (kapasitas), dan kehormatan (integritas). Anies memenuhi ketiga aspek ini. Pun kalau dilihat dari berbagai standar lain, seperti kebolehan komunikasi sosial-politik, Anies tetap berada di urutan teratas. Begitu juga kemampuan komunikasi internaaional, Anies boleh dikatakan “at the best level”.

Di atas semua aspek ini, banyak yang menyimpulkan bahwa Anies tak terbendung. Unstoppable! Ini yang Anda dan saya yakini dengan bukti-bukti yang konkret.

Tetapi, bisa saja orang lain mengatakan: “siapa bilang Anies tak terbendung? Itu kan kata Anda”.

Pernyataan ini benar sekali. Karena memang Anies akan dirintangi. Akan dijegal. Dengan segala cara. Dia mungkin akan dijadikan musuh bersama (common enemy). Semua mereka akan berkumpul. Ada penjahat bisnis, koruptor, penjahat hukum, penjahat politik, penjahat konstitusi, penjahat demokrasi, hingga penjahat narkoba.

Bisakah mereka gagalkan Anies? Di atas kertas sangat bisa. Kita tidak bicara tentang skenario Yang Maha Kuasa. Kita hanya melihat apa yang dimiliki Anies dan apa yang dimiliki para penjahat itu.

Gerombolan penjahat yang ingin membuat Indonesia lebih hancur lagi paham betul bahwa Presiden Anies Baswedan akan menjadi penghalang mereka. Jadi, sebelum Anies menghalangi mereka, merekalah yang lebih dulu menghalangi Anies agar tidak masuk ke Istana.

Mereka itu memiliki kekuatan uang yang tak terbatas. Kecuali makar Allah SWT menghendaki yang lain, mereka bisa menang dengan mudah. Mereka akan menjegal Anies dengan uang besar itu.

Semua akan mereka beli. Mulai dari para ketua umum partai, para pejabat tinggi yang menyelenggarakan dan mengawasi pemilihan umum, hingga para pemilih yang datang ke TPS. Wallahu a’lam.

Oleh: Asyari Usman

(otonominews)

Pos terkait