ANDAIKAN PRABOWO BERANI BERPIKIR DAN BERSIKAP SEPERTI TRUMP… PETANI KITA AKAN MAKMUR DAN BAHAGIA*

 

_oleh: Budiawan, Cangkrukan, 8 April 2025_

Beberapa waktu terakhir, dunia ramai membahas langkah Trump (dan sebagian juga Biden) yang ingin menaikkan tarif impor dari China, terutama untuk mobil listrik seperti BYD. Tarif itu bisa melonjak sampai 100% — bukan main. Bagi sebagian orang ini mungkin terasa seperti langkah aneh: kenapa barang yang murah malah dibuat jadi mahal?

Tapi bagi Trump, ini bukan soal harga. Ini soal kedaulatan. Soal siapa yang akan menguasai masa depan industri dunia. Dan lebih dalam lagi, ini adalah cara *melindungi ekonomi dalam negeri dari serangan luar.*

Sekarang, bayangkan *jika Prabowo punya keberanian dan ketegasan seperti Trump*.
Bayangkan kalau pemerintah Indonesia berani pasang tarif tinggi untuk produk-produk impor pertanian yang selama ini *menghancurkan harga dan semangat petani lokal.*

*Petani Kita Sedang Dibiarkan Bertarung Sendirian*

Selama puluhan tahun, Indonesia menganut sistem perdagangan terbuka. Akibatnya, produk pertanian dari luar negeri — mulai dari buah-buahan, sayuran, sampai beras — masuk dengan mudah ke pasar kita. Tanpa penghalang, tanpa proteksi.

Sementara itu, petani lokal kita harus berjibaku dengan harga pupuk yang naik, lahan yang makin sempit, dan cuaca yang makin tak menentu. Hasilnya? Mereka kalah di pasar. Produknya tak semenarik impor. Harganya tak kompetitif. Dan semangatnya makin lama makin padam.

Kalau ini dibiarkan, bukan hanya soal petani yang rugi. Ini soal *ancaman kedaulatan pangan kita sebagai bangsa.*

*Amerika Sadar: Kalau Mau Jadi Kuat, Industri Dalam Negeri Harus Dilindungi*

Trump paham betul bahwa BYD dari China bukan sekadar pesaing Tesla. Itu adalah simbol kekuatan industri China yang terorganisir, disubsidi negara, dan didesain untuk menguasai pasar global.

Maka, tarif bukan semata-mata soal ekonomi — tapi strategi geopolitik.
*Tarif adalah pagar.*
*Tarif adalah tameng.*
*Tarif adalah waktu bagi negara untuk berbenah dan mengejar ketertinggalan.*

Kalau Tesla butuh perlindungan dari BYD,
bukankah petani kita juga layak dilindungi dari banjir produk luar?

*Jepang Lindungi Petaninya, Kita Malah Biarkan Mati Pelan-pelan*

Di Jepang, petani adalah aset negara. Mereka diberi subsidi, diberikan akses pasar, dan produk asing yang masuk harus melewati pagar tarif dan standar kualitas yang tinggi. Kenapa? Karena Jepang sadar bahwa *tanpa petani, negara bisa lumpuh.*

Di Indonesia, sebaliknya. Produk luar datang tanpa hambatan. Bahkan kadang lebih mudah dari distribusi produk lokal sendiri. Dan negara hanya menonton, seolah percaya bahwa “pasar bebas” akan menyelesaikan segalanya.

Tapi kita lupa: *pasar itu bukan malaikat. Pasar itu medan perang. Dan tanpa perlindungan, yang kecil akan selalu kalah.*


*Andai Prabowo Bertindak Seperti Trump…*

Andai Prabowo punya nyali untuk berkata:
*”Saya lindungi petani Indonesia. Saya pasang tarif tinggi untuk beras impor, buah impor, dan sayur impor. Saya ingin produk lokal menang di negeri sendiri.”*

Maka dampaknya bisa luar biasa:
1. *Harga hasil tani stabil, petani untung.*
2. *Anak muda kembali percaya bertani bisa menghidupi keluarga.*
3. *Indonesia tidak bergantung pada pangan luar negeri.*
4. *Rantai pasok lokal tumbuh, ekonomi desa bangkit.*

*Penutup: Pilih Sisi, atau Jadi Penonton dalam Perang Ekonomi Dunia*

Dunia sedang masuk ke era *perang dagang dan perang teknologi*. Amerika, China, dan Eropa sudah mulai pasang strategi masing-masing — semua berlomba melindungi kepentingan nasional mereka.

Kalau Indonesia terus-terusan jadi pasar terbuka tanpa strategi, kita akan jadi penonton — atau bahkan korban — dalam permainan besar ini.

Tapi kalau kita berani memilih: *melindungi petani, melindungi industri lokal, dan membangun dari desa*, maka kita bisa jadi pemain penting.

Dan semuanya bisa dimulai… *dari satu keberanian: bersikap seperti Trump untuk kebaikan rakyat sendiri.*


> *#PetaniBangkit #IndonesiaMandiri #TarifUntukKedaulatan #BelajarDariTrump*

Pos terkait