Korban yang Pingsan Setelah Jatuh dari Sepmor di Aceh Utara, Kini Sudah Pulang ke Rumahnya
Pekanbaru — Pengacara asal Singkil, Mirwansyah SH, MH angkat bicara soal kasus penganiayaan terhadap warga Bireuen, Aceh Imam Masykur (25) hingga meninggal dunia yang diduga dilakukan oleh oknum Paspampres.
Pengacara asal Singkil, Mirwansyah SH, MH angkat bicara soal kasus penganiayaan terhadap warga Bireuen, Aceh Imam Masykur (25) hingga meninggal dunia yang diduga dilakukan oleh oknum Paspampres.
” Jadi saya mohon tolong jangan menghubungkan antara perbuatan keji tidak manusiawi yang dilakukan oleh Riswandi Manik dengan saya.
” Saya fokus di Pekanbaru, bagaimana masyarakat kecil mendapatkan keadilan.
” Saya tidak menolerir sedikitpun tindak kekerasan karena itu sangat tidak manusiawi.
” Dan saya berharap kalau memang ada pelaku selain Riswandi Manik, kita mohon kalau ada warga sipil yang ikut melakukan perbuatan keji itu, kita minta kepada Bapak Kapolri, Bapak Kapolda Metro Jaya, untuk juga menangkap ke pelaku karena ini sudah sangat tidak manusiawi dan biadab.
” Terakhir saya ingin menyampaikan turut berduka atas meninggalnya almarhum.
” Semoga almarhum diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan keluarga diberikan ketabahan dan kesabaran atas musibah ini.
Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya tidak akan membela Riswandi Manik, bahwa saya mengutuk perbuatan Riswandi Manik.
Riswandi Manik harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang sangat tidak manusiawi ini.
Terima kasih semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan kita perlindungan. Wabillahitaufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Kronologi kejadian
Sebelumnya diberitakan, seorang warga Aceh bernama Imam Masykur (25), meninggal dunia setelah mengalami penyiksaan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Paspampres.
Namun hingga kini, belum diketahui persis bagaimana kronologis peristiwa penyiksaan yang menyebabkan warga Aceh tersebut meninggal dunia.
Informasi tentang dugaan penculikan dan penyiksaan terhadap warga asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen hingga meninggal dunia itu beredar cukup cepat di kalangan masyarakat Aceh, pada Minggu (27/8/2023).
Foto-foto korban, termasuk foto penyerahan mayat korban di RSPAD Jakarta Pusat, dan sejumlah viideo yang diduga saat korban mengalami penyiksaan pun ikut beredar.
Berdasarkan informasi yang diterima Serambinews.com, pada tanggal 12 Agustus 2023, korban Imam Masykur didatangi pelaku lalu membawa pergi secara paksa.
Setelah itu, keluarga menerima telepon dari korban dan saat itu ia menyebutkan sedang dianiaya oleh pelaku yang menjemputnya.
Tak hanya itu, pelaku juga mengirimkan video penyiksaan Imam Masykur kepada keluarganya.
Setelah itu, korban tidak lagi bisa dihubungi dan tidak pulang-pulang lagi ke rumah.
Karena itu, keluarga korban bernama Said Sulaiman melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Menurut Said Sulaiman, Imam Masykur dibawa paksa di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 12 Agustus 2023.
Setelah beberapa hari tak ada kabar lagi tentang Imam Masykur, baru pada tanggal 24 Agustus 2023, keluarga korban mendatangi RSPAD Jakarta Pusat untuk mengambil jenazah Imam Masykur.
Jenazah Imam Masykur diterima oleh Said Syahrizal yang merupakan keluarganya.
Minta Tolong Dikirimi Uang Rp 50 Juta
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Imam Masykur sempat meminta untuk dikirimi uang senilai Rp 50 juta.
Permintaan tersebut diketahui dari sejumlah video detik-detik Imam Masykur disiksa oleh pelaku penganiayaan.
Dalam beberapa video yang beredar, salah satunya tampak Imam Masykur disiksa oleh pelaku di dalam mobil.
Sementara video lainnya, tampak seorang laki-laki warga Aceh menerima telepon dari Imam Masykur.
Dalam video itu, terdengar suara Imam Masykur yang meminta dikirimkan uang sebesar Rp 50 juta.
Dalam percakapan itu, juga terdengar bahwa Imam Masykur menyebutkam bahwa ia sedang dipukuli.
“Neu kirem peng siat 50 juta (tolong kirim uang 50 juta),” ucap pria yang diduga Imam Masykur dengan suara yang terdengar terengah-engah.
Lalu pria yang berrkomunikasi dengan Imam Masykur itu mengatakan tidak ada uang, tapi akan berusaha untuk mencarinya.
“Neu kirem jino aju bueh, meuhan matee lon (kirim terus sekarang ya, kalau tidak mati saya),” begitu suara yang terdengar di akhir percakapan.
Dalam video lain terlihat kondisi tubuh Imam Masykur yang berdarah-darah.
Saat itu terdengar dia berulang kali mengatakan “dek kirem peng 50 juta peugah bak mak beuh, abang ka ipoh nyoe (Dek, tolong bilang sama mamak suruh kirim uang 50 juta, abang sudah dipukul).
(Sumber Serambinews.com)